Laporan Observasi Pengolahan Perak Kota Gede Yojyakarta
بسم الله
الرحمن الرحيم
الحمدلله
الواحد الاحد, الصّمد الّذي لم يلد ولم يولد
و لم
يكن له كفوا احد,
اشهد
ان لا اله الّا الله وحده لا شريك له وايّاك نعبد وايّاك نسجد
و
اشهد انّ محمدا عبده ورسوله,المصطفالرشد
اللهم
صلى وسلم على سيدنا محمد من سرّالحيات الوجود
وعلى
الهوصحبهكالنّجم الرّشد
امّابعد
KATA PENGANTAR
SEKAPUR SIRIH PENYUSUN
SEKAPUR SIRIH PENYUSUN
Tiada kata yang patut kami ucapkan selain Alhamdulillah sebgai
menifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
rhido-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Fieldtrip Pengolahan Logam Perak”
yang diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Kimia Dasar II.
Sholawat serta salam kami panjatkan kepada Baginda Nabi kita, Nabi Muhammad
SAW.
Dalam penyelesaian makalah ini kami menggunakan berbagai sumber yang
kami peroleh dari buku-buku yang relevan yang kami cari , tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Kami menyadari dengan segala keterbatasan kami, bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Kami penulis menyadari atas dasar segala keterbatasan dari apa yang
disampaikan dalam bentuk bahasa maupun penjelasan yang jauh dari kata sempurna,
kami sebagai penulis dengan segala kerendahan hati berharap kepada Allah SWT
menolong kami untuk membukakan pintu maaf dari para pembaca khususnya para
guru-guru kami yang sabar dan berjiwa besar di dalam membingbing kami dan di
dalam proses untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi demi masa depan kami
yang akan menanti untuk kami lalui.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kimi
maupun pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.
Cirebon
, 12 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHAULUAN
A.
Latar Belakang
Menurtu KH. Ahamd Mustofa Bisri Indonesia adalah negara paling kaya
diantara negara-negara di dunia ini salah satu sebabnya karena
perhiasan-perhiasan emas, perak, tembaga yang mereka pakai yang luar negeri
sana itu semua berasal dari tambang di negeri kita, bahkan kita ketahui salah
satu pertambangan emas internasional
yang ada di Indonesia adalah tambang PT. Prefot di Papua.
Setiap ditemukan di alam salah satu logam mulia dari emas sudah
barang tentu pasti memiliki pengotor dari logam lain yang memiliki nilai
ekonomis, salah satu diantaranya tiga logam mulia akan ditemukan di alam yang
tidak bisa dipisahkan adalah emas dan pengotornya berupa perak dan tembaga.
Perak (Ag) dalam
sistem periodik unsur terletak pada golongan IB. Unsur tersebut bernomor atom
47, termasuk logam yang berkarakter fisik keras dan unik di antara logam-logam
lainnya. Unsur perak bersifat logam transisi ini berwarna putih mengkilap,
dapat ditempa, sedikit lebih keras dari emas, konduktivitasnya paling tinggi
diantara semua logam, tahan terhadap udara murni dan air, tetapi tidak tahan
terhadap udara yang mengandung belerang (timbul bercak hitam, menjadi kusam),
dan kurang reaktif dibandingkan dengan tembaga. Sifat-sifat fisik dan kimia
tersebut menjadikan perak mudah diolahdan dibuat menjadi produk komersil seperti
perhiasan berupa bros, cincin, dan liontin.
Namun
sangat miris ketika kita mengetahui nyatanya di Indonesia ini logam-logam itu
hanya mampu di exploitasi oleh negara asing, dan hanya memberi manfaat kecil
secara finansial bagi pemilik tanah air ini karena minimnya tenaga ahli dalam
bidang ini. Salah satu solusi yang dilakukan untuk ikut serta untuk menyiapkan
kemampuan kita bersaing dengan negara asing adalah ikut mempelajari bagaimana
teknik pengolahan logam perak yang dibuat oleh salah satu pabrik HS. Silver
Kota Gede-Yogyakarta untuk memancing
nilai kreatifitasan kita dari pengrajin perak melalui observasi yang
dilakukan dalam kegiatan Fieldtrip ini pada tanggal 10 April – 13 April 2015
dan menyusun laporan ini dengan rumusan masalah yang akan di susun di
pembahasan selanjutnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Home Industri HS. Silver di Kota Gede-Yogyakarta?
2. Apa yang dimaksud dengan logam
yang mudah di tempa?
3.
Bagaimana mengenali karakteristik dari klasifikasi unsure logam perak dan tembaga untuk
proses pembuatan kerajinan perak?
4.
Bagaimana
pembuatan logam perak menjadi lebih kuat?
5.
Bagaimana pengolahan dalam
pembuatan kerajinan perak?
6.
Bagaimana
caranya memberikan efek warna pada perak?
7.
Bagaimana
cara merawat perhiasan dari logam perak atau logam mulia lainnya?
8.
Bagaimana cara Penanganan Limbah Hasil Pengolahan Perak?
C.
Tujuan Penulis
1. Penulis dan pembaca mampu mengetahui Sejarah adanya HS. Silver di Kota Gede-Yogyakarta.
2.
Penulis
dan pembaca mampu memahami konsep logam
yang mudah ditempa?
3.
Penulis
dan pembaca mampu mengenali
karakteristik dan klasifikasi dari logam perak dan tembaga.
4.
Penulis
dan pembaca mampu memahami cara pembuatan perak supaya tidak terlalu lentur dan
kuat.
5.
Penulis
dan pembaca mampu mengetahui cara mengolah logam perak untuk dijadikan
perhiasan atau kerajinan lainnya.
6.
Penulis
dan pembaca mampu memaami prinsip pewarnaan perak agar terlihat lebih elegan
dalam pembuatan perhiasan dari logam perak.
7.
Penulis
dan pembaca mampu mengetahui cara perawatan perhiasan logam perak dan logam
mulia lainnya.
8.
Penulis
dan pembaca mampu penanganan Limbah sebagai Hasil Proses Pengolahan Perak atau Tembaga.
BAB II
LAPORAN FIELDTRIP
PENGOLAHAN LOGAM PERAK DI HS SILVER
A.
Sejarah
Keberadaan pengrajin
perak muncul seiring dengan lahirnya Mataram, juga tak luput dari peran
Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang masuk ke Yogyakarta sekitar abad
ke-16 silam. Waktu itu, banyak pedagang VOC yang memesan alat-alat rumah tangga
dari emas, perak, tembaga, dan kuningan ke penduduk setempat. Semenjak memasuki
wilayah Kotagede, para wisatawan sudah bisa menikmati berbagai kerajinan perak
di galeri atau showroom dari yang besar seperti Tom Silver, HS Silver, sampai
yang kecil-kecil di teras depan rumah penduduk dengan jenis dan harga yang
beraneka ragam.
Kerajinan perak Kota Gede
merupakan warisan luhur budaya
turun temurun. Pada awalnya kerajinan kotagede berupa emas, perak dan tembaga. Namun seiring waktu, kerajinan peraklah yang paling
diminati. Sehingga para pengrajin lebih banyak memilih untuk mengolah perak
hingga sekarang.
HS Silver 800-925 terletak di Jalan
Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta. Kawasan ini terletak di sebelah Selatan Kota
Yogyakarta, ±5 Km dari pusat kota. HS adalah singkatan dari Harto Soehardjo,
sementara 800-925 merujuk kepada kandungan perak yang digunakan di tempat
tersebut. Dari tempat tersebut, perak dihasilkan dan dijadikan souvenir
bernilai tinggi.Industri
keluarga ini merupakan satu di antara sekian kerajinan logam lainnya. Berdasarkan
sejarah, kawasan Kota Gede
dahulunya memang dikenal sebagai penghasil perhiasan atau perlengkapan dari
logam sejak abad ke-16. Saat
itu, pihak kerajaan meminta masyarakat setempat memproduksi perhiasan atau
perlengkapan lainnya. Sultan Hamengku Buwono VIII disebut-sebut sangat terpikat
dengan keindahan kerajinan logam ini dan meminta usaha tersebut diteruskan dan
dikembangkan.
Keahlian turun-temurun itu terus terwariskan
dari generasi ke generasi.Kerajian ini mengalami kejayaan pada pada tahun
1930-1940-an. Kerajinan-kerajinan berbahan dasar logam, bermunculan. Sebagian
besar di antaranya menciptakan ornamen bermotif tumbuh-tumbuhan dengan modifikasi-modifikasi
tertentu. Tetapi
ciri khas utama samayaitu
dikerjakan dengan cara manual atau mengandalkan
keterampilan tangan.Awalnya, HS Silver 800-925 memproduksi perhiasan imitasi.
Kemudian pada akhir 1953 hingga kini, industri keluarga ini bermetamorfosa dengan
memproduksi kerajinan peraksehingga label
HSSilver 800-925 disematkan pada tahun 1990-an
B.
Definisi Logam Tempa
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai
sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai
titik cair tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat ditempa, mengkilat,
magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam berbagai kadar.
Proses penempaan atau forging adalah proses
pembentukan logam untuk menghasilkan produk akhir dengan memberikan gaya tekan
dengan laju pembebanan tertentu. Pada pembentukan ini, benda kerja di pukul
atau ditekan dengan perkakas melalui beberapa tahapan.
Produk hasil tempa memiliki struktur
serat/garis alir yang searah dengan kekuatan yang diharapkannya. Garis alir
proses tempa cenderung mengikiuti pola bentuk luar benda tempanya. Pada umumnya
proses tempa diaplikasikan untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tak beraturan,
dengan ukuran mulai dari bentuk ukuran kecil sampai besar.
Operasi tempa pada umumnya dilakukan pada
temperatur tinggi atau hot working, terutama untuk benda kerja ukuran besar.
Sebagian operasi tempa dilakukan pada temperatur rendah atau cold working untuk
benda kerja berukuran relatif kecil. Untuk dapat menjadi Produk akhir, biasanya
pembentukan dengan forging dilakukan secara bertahap untuk proses
finising selanjutnya sesuai dari keinginan pengguna untuk dijadikan apa logam
tersebut. Salah satunya dalah tahap pembuatan perhiasan dari teknik penimpaan
logam.
C.
Karakteristik Logam Tempa untuk Perhiasan
Secara
umum logam mulia adalah logam yang memiliki nilai ekonomis dan mempunyai nilai
karakteristik yang khusus dibandingkan dengan logam yang lain, hal ini yang
menjadi daya tarik bagi pengoleksi perhiasan dari logam mulia. Kami akan
membahas beberapa karakteristik dari logam-logam yang di gunakan pada proses
pembuatan kerajinan perak di Pabrik HS Silver Kota Gede Yogyakarta.
1.
Perak (Ag)
Perak adalah suatu unsur kimia
dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor atom
47. Lambangnya
berasal dari bahasa LatinArgentum.
Sebuah logam transisi
lunak, putih, mengkilap. Perak
memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan
terdapat di mineral
dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan, peralatan meja,
dan fotografi.
Perak termasuk logam mulia
seperti emas.Perak
termasuk logam mulia karena tidak mengalami proses korosif, namun perak bisa
mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi pada perak mengakibatkan lapisan
kehitaman pada permukaan perak yang biasa disebut "tarnish". Namun proses oksidasi ini tidak mengakibatkan
kerusakan pada unsur tersebut, berbeda
halnya dengan proses korosi pada logam besi (Fe). Untuk keperluan pengolahan
menjadi perhiasan, perak biasanya dilapisi dengan unsur lain yang lebih tahan
terhadap oksidasi seperti Rhodium. Dengan lapisan ini, perhiasan perak menjadi
tahan oksidasi serta penampilannya
lebih berkilau. Secara kimia fisik perak terspesifikasi sebagai berikut:
Warna :
hitam pada bagian yang terkena cahaya, putih-perak
padabagian yang tidak terkena cahaya, abu-abu
Kilap :
logam (metallic)
Transparansi :
opak
Sistem
kristal :
isometrik; 4/m 2/m
Pecahan : hackly
(bergerigi)
Kekerasan :
2,5 – 3
Berat
jenis : 9,6 – 12,0 (murni = 10,5; diatas rata-rata meskipun
untuk mineral logam)
untuk mineral logam)
Cera :Putih-peraksampaiabu-abu
terang
Asosiasi
mineral :mineral-mineral perak
seperti acanthite
dan prousite;cobaltite, copper, zeolites, dan quartz
dan prousite;cobaltite, copper, zeolites, dan quartz
Lokasi
ditemukan :Michigan dan Arizona,
Cobalt, Ontario, USA, Chile,
Indonesia dan Jerman
Indonesia dan Jerman
Morfologi
kristal :
biasanya
berupa gumpalan masif dan butiran yangtersebar, berkawat-kawat, berlapis, arborescent,
sangatjarang sebagai kristalyang individual tetapi sekarang ini,biasanya
berbentuk kubus, dodecahedrons, danoctahedrons, serta tipe
pertumbuhan kristal “Jack Frost”menghasilkan stuktur intricateyang indah.
Karakteristik
lain :
lentur,
dapat ditempa dan dapat disayat, artinyabahwa emas dapat ditempa menjadi
bentuk-bentuk yang lain,dibentuk menjadi kawat dan dipotong menjadi irisan- irisan,
merupakan mineral yang sangat resisten, tidak dapat larut pada sebagian besar
larutan, tidak akanbereaksi terhadap oksigen atau air, kelemahannya yaitudapat
bereaksi dengan sulfur
dan sulfida yang menjadikannya berkilau.
2.
Tembaga (Cu)
Tembagaadalah
suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cudan nomor atom
29.Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Tembaga merupakan Konduktor
panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang
cepatsekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan dan memiliki warna jingga kemerahan.
Tembaga
dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.Logam ini dan aloinya
(campuran) telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga umumnya di
tambang di Siprus,yang juga
asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus), disingkat jadi сuprum).Ikatan
dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).Ion Tembaga(II) dapat
berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah
sebagai agen anti bakteri,fungisi,danbahantambahankayu.
Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah
sedikit Tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan
Tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di
bagianhati, otak, usus, jantung, danginjal
Fisik :
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya yang tinggi (59,6×106 S/m) dan oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi (keduatertinggi) di antara semua logam murni pada suhu kamar.Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium (kebiruan), tembaga adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau perak. Tembaga murni berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya yang tinggi (59,6×106 S/m) dan oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi (keduatertinggi) di antara semua logam murni pada suhu kamar.Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium (kebiruan), tembaga adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau perak. Tembaga murni berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara
Kimia :
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat) berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti pada Patung Liberty. Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat) berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti pada Patung Liberty. Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.
D.
Pembentukan Logam Aloy
Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni
yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu)
murni dan logam paduan (metal alloy)
yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari dua
macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
Logam paduan (metal
alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni karena pada logam paduan
memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan sebagai material
pabrikasi seperti kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan
logam asalnya, kekuatan tarik dapat diperbesar, daya pemuaian dapat
dikurangkan, titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam
asalnya. Sifat-sifat
tersebut itulah yang tidak dimiliki logam murni sehingga dapat tambahkan unsur
logam lainnya untuk mengeluarkan kelebihan-kelebihan dari sifat-sifat tersebut.
E.
Pengolahan Logam Perak
Pengolahan Logam
Perak yang dibahas adalah pengolahan
yang berdasarkan dari pengamatan kami pada saat observasi di Pabrik HS Silver
Kota Gede Yogyakarta. Berikut adalah deskripsi singkat cara pengolahan logam
perak :
1.
Alat dan Bahan yang Digunakan
Deskripsi alat dan bahan yang digunakan pada pengolahan perak sebagai perhiasan. Sebelum perak atau tembaga diolah, terlebih dahulu mengetahui alat dan bahan yang digunakan. Alat dan bahan
yang digunakan hanya gunting, pinset dan pilinan perak serta keramik. Gunting berfungsi
untuk memotong pilinan perak tersebut, pinset berfungsi sebagai pengatur kerapihan perak
yang akan dimasukkan ke dalam design perak misalnya cincin, serta keramik yang
berfungsi sebagai alas untuk pembuatan perhiasan perak
a.
Tawas
Karena
pembentuk koloid, maka sifat yang sangat penting pada tawas adalah adsorpsi.
Tawas dapat mengadsorpsi kotoran, racun dan lainnya. Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup
mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis
logam dan suhu.
Tawas (Alum) merupakan salah satu senyawa kimia yang
dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3.
Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O.
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus
ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air
panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia,
dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Larutan tawas tersebut
akan mengadsorpsi kotoran hasil pembakaran pada proses pematrian kerajinan
perak, air panas membuat proses pembersihan lebih cepat karena suhu
berpengaruh untuk mempercepat reaksi kimia.
b.
Buah Lerak
Buah lerak digunakan
sebagai pengganti sabun untuk mencuci perak karena
mengandung zat saponin untuk proses penyadahan air dan membasuh kotoran yang
melekat pada perhiasan perak. Dan juga lerak memiliki pH basa lemah sehingga
meminimalisisr tejadinya kontak reaksi yang mengakibatkan korosinya logam yang
dicuci menggunakan buah lerak.
c.
Boraks
Boraks digunakan sebagai
pembersih logam dari kotoran yang menempel di permukaan logam perak (dalam bentuk senyawa hidrokarbon dan juga
sulfur), selain hal itu boraks adalah katalis pembentukan logam dengan proses malting.
2.
Tahapan-tahapan Pembuatan
Berikut adalah
tahapan-tahapan dalam pembuatan perhiasan dari logam perak berdasarkan jenis
pembuatannya secara pembakaran dan penyolderan, meskipun dari secara prosedural
inti dari pembuatan perhiasan dari logam perak adalah proses malting
pembentukan logam perak dengan pengaloyan sehingga logam perak tidak terlalu
lunak. Kemudian selanjutnya teknik pembentukan desain awal (rangka) sesuai
perhiasan yang diinginkan contohnya saja
bentuk cincin dan juga hati. setelah rangka perhiasan jadi tahap berikutnya
adalah pengaitan benang-benang tembaga satu persatu yang dilakukan secara
manual oleh pengrajin membentuk desain dalam sesuai yang diinginkan.
i.
Deskripsi
Pengolahan Perak dengan Teknik Bakar
Kerajinan perak bakar ini,dibutuhkan tenaga
dan agak 'berbahaya',misalnya,dengan pinset yang detail, dengansolder atau api
untuk membakarnya atau dengan
palu untuk menempanya. Dimulai dengan perancangan desain perhiasannya (seperti
arsitektur). Didesain di kertas dengan memakai pensil dengan ukuran yang
diinginkan,dilanjutkan
dengan memindahkan desain padacetakan dan penempaan. Lempengan perak atau benang perak (tergantung
desain).Benang
perakyang sedang diulung untuk membuat detail desain ini. Satu demi satusesuai
desain,dilakukanpemotongan
dengan menggunakan gunting atau pinset
jika terlalu kecil. Setelah disusun sesuai desain, lalu mulai dibakar. Sebelum
dibakar, untuk ‘lem’nya adalah ‘bubuk perak’ .Setelah disolder atau dibakar
dengan api, masing-masing ikatan menjadi kuat. Pengerjaannya satu demi satu. Selanjutnya proses menempa, tergantung dari desainnya. Biasanya
proses menempa untuk hiasan-hiasandinding
yang lebih tebal dan besar, atau peralatan rumah tangga. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pembersihan dengan menggunakan ‘lerak’,
semacam buah seperti ‘kluwek’ yang juga bisa untuk mencuci batik. ‘Lerak’ ini
tidak berbau dan berbusa. Jika mendesain dengan memakai
‘anyaman’ benang perak, perhiasan perak bakar ini akan lebih memukau, karena sangat detail
dengan anyaman benang-benang kecil dan tipis berlapis perak.
ii.
Deskripsi
Pengolahan Perak dengan Teknik Filigri
Bahan baku
kerajinan perak HS Silver Kota Gede
ada 2 yaitu lembaran perak yang biasa disebut Gilapan dan benang-benang perak
yang biasanya disebut Trap atau Filigran. Dalam setiap proses pembuatannya,
ternyata tidak sepenuhnya berbahan dasar perak murni melainkan ada pencampuran
dengan tembaga. Seratus persen perak dicampur dengan tembaga 7,5%. Sebab kalau
perak murni terlalu lembek dan kurang kuat untuk dijadikan barang kerajinan,
oleh karenanya dicampur tembaga sebagai pengerasnya.
Untuk mendapatkan bahan baku perak, HS Silver mendapatkannya dari pemasok
bahan perak di Cikotok-Jawa Barat. Perak bersifat sangat lunak, jika terlalu lunak kerajinan akan cepat rusak.
Oleh karena untuk dibuat sebuah kerajinan perlu dicampurkan dengan logam lain
seperti tembaga. Untuk membuat kerajinan, bahan
baku perak kadarnya 92,5% kemudian
dicampur dengan 7,5% tembaga yang dileburkan di atas tungku api
dengan suhu 1000
. Jika pada emas kadar yang paling tinggi adalah 24 karat, maka pada perak
adalah 925.

Leburan
perak dan tembaga ini kemudian dicetak menjadi perak batangan. Perak batangan
besar ini (solid silver) digunakan untuk
pembuatan kerajinan yang cukup besar seperti sendok, piring dan teko, yang jika
membutuhkan ukiran digunakan palu dan paku untuk memahatnya. Sedangkan untuk
membuat kerajinan yang lebih kecil, perak batangan tersebut harus dipilin
terlebih dahulu oleh alat pilin menjadi benang perak (filigree). Contonya
adalah untuk membuat sebuah bros. Terlebih dahulu kawat dari benang perak yang lebih tebal digunakan sebagai pola
di sebelah luar, yang ditempel di kertas dan dilem menggunakan lem biasa.
Kemudian dekorasi atau motif dari pola tersebut diisi dengan benang-benang
perak yang lebih tipis dengan cara digulung-gulung dengan pinset sesuai dengan
yang diinginkan lalu digunting dan dimasukkan ke dalam pola tersebut, satu
persatu menggunakan tangan.Setelah semua pola terisi, kerajinan perak berupa
bros tersebut belum merekat dengan baik, sehingga proses selanjutnya adalah
pematrian (soldering) yaitu menggunakan serbuk perak dan boraks yang di las.
Pematrian ini membuat perak menjadi hangus tetapi bukan mengalami korosi karena
perak
termasuk logam mulia sehingga tidak mengalami proses korosif namun perak bisa
mengalami proses oksidasi tetapi tidak mengakibatkan kerusakan pada perak, sehingga
perak tersebut masih dapat dibersihkan yaitu melalui perebusan menggunakan air
tawas. Fungsi tawas sendiri yaitu untuk menjernihkan warna kusam yang menempel pada perak atau tembaga. Selanjutnya untuk membuat perak lebih mengkilap kerajinan
perak tersebut dicuci menggunakan buah lerak yang merupakan sabun tradisional. Lamanya pembuatan barang
kerajinan perak ini tergantung
pada tingkat kerumitan pembuatannya. Misalnya bros yang relatif kecil tentu saja berbeda dengan miniatur becak misalnya. Bros yang sederhana desainnya lebih cepat proses pembuatannya daripada miniatur
becak yang bisa mencapai seminggu
F.
Pewarnaan Logam
Pernahkah kita
melihat perhiasan perak dengan efek
warna yang berbeda tidak seperti biasanya. Pada saat observasi dari hasil
perhiasaan di pamerkan dalam gallery di
Pabrik HS Silver terdapat salah satu cindera mata berbentuk piringan besar
bemotif timbul kaligrafi namun warna yang di tawarkan bukan warna perak putih
mengkilap seperti biasanya, tetapi berbackground warna hitam pekat . Hal ini
disebabkan salah
satu teknik pengolahan menggunakan teknik anodizing.
ANODIZING adalah salah satu
tekhnik pewarnaan logam, Anodizing pada perak adalah proses pelapisan
dengan zat pewarna.
Pengertian secara kimia adalah proses elektrolisa menggunakan larutan
elektrolit sebagai penghubung antara katoda dan anoda. Perak dipasang pada kutub
positif (anoda) sehingga permukaannya mengalami reaksi oksidasi dan terbentuk
suatu lapisan oksida dalam bentuk argenit pada permukaan benda
tersebut, sehingga akan menjadi lapisan pelindung yang sekaligus berfungsi
sebagai dekoratif. Proses penganodaan ini tidak hanya dapat dilakukan pada
logam Aluminium, tetapi juga pada logam lain seperti Magnesium, Tembaga,
Cadmium, Perak, Titanium dan sebagainya.
Secara
alami, anodizing akan mengubah permukaan perak
menjadi
perak oksida yang akan menjadi
sebuah selaput tipis yang disebut pori-pori. Anodizing dapat dilakukan
berulang-ulang. Hal ini menyebabkan perak
menjadi
lapisan oksida kokoh dan dapat meningkatkan daya tahan abrasi. Proses Anodizing
juga dapat mengubah dan memperbaiki tampilan perak. Dengan menggunakan bahan pewarna dan
prosedur khusus, Anodizing akan meningkatkan daya tahan korosi.
Proses
Anodizing perak berbeda
dengan proses pelapisan logam (electro plating). Pada proses Anodizing benda
dipasang pada kutub positif (anoda), sedangkan pada proses electroplating benda
dipasang pada kutub negatif (katoda). Sehingga proses yang terjadi pun akan
berbeda. Pada anodizing terjadi proses oksidasi, benda dioksidasikan dengan
aliran listrik sehingga benda akan terkikis dan terbentuk oksida logam yang
dimasuki oleh zat warna. Sedangkan pada proses electroplating proses yang
terjadi adalah proses reduksi. Garam – garam pada larutan elektrolit tereduksi
di katode menjadi logam bebas yang melapisi benda tersebut.
Biasanya
oksidasi anodik menggunakan elektrolit asam sulfat, karena selain murah mudah
untuk dikontrol, dan hasil pelapisannya mempunyai sifat astetik dan fungsional
yang luas. Proses anodisasi dilakukan pada suhu 21°C, rapat arus 130 – 260 A/m2
dan tegangan antara 12 – 22 V. Larutan elektrolit lain yang digunakan dalam oksida
anoda (Asam kromat, Asam fosfat, Asam oksalat, Asam sulfonat, Asam borak). Dalam
anodizing ini terjadi proses – proses utama yaitu proses pratreatment,
anodizing, pencelupan ada zat warna dan sealing (penutupan pori-pori).
Proses
pratreatment pada proses ini terjadi proses penghilangan kotoran dan debu
kemudian proses pengkilatan logam dengan chemical polish dan yang terakhir
adalah proses penghilangan lemak yang menempel pada logam. Proses Anodizing pada
proses ini terjadi reaksi oksidasi logam pada katoda dengan larutan elektrolit
dan aliran listrik yang menghasilkan oksida logm yang memiliki pori – pori yang
lebih besar.
Proses
Pencelupan zat warna pada proses ini logam hasil anodizing di celupkan dalam
larutan zat warna. Dan terakhir proses sealing pada proses ini pori – pori yang
terbentuk pada proses anoding di tutup kembali agar zat warna tersekap dalam
pori – pori. Istilah sealing secara umum sebagai penjaga agar bahan atau
pengaruh fisis tidak masuk untuk mempengaruhi lapisan anodik. Sealing dilakukan
dengan menggunakan air yang panas yang menyebabkan hidrasi dari lapisan anodik.
Diharapkan sealant terserap oleh lapisan anodik. Jika lapisan anodik dimasukkan
dalam air murni pada suhu tinggi. Air bereaksi dengan Argentum oksida membentuk boehmite
:
Ag2O3
+ H2O → 2AgOOH
Sealnat
yang luas digunakan ada1ah air murni atau air distilasi yang rendah kandungan
padatan dan bebas dari fosfat, rilikat, fluorit, dan klorit. Suhu yang
digunakan untuk sealing 90°-100° C .Anodisasi
keras pada umumnya dilakukan pada temperature rendah (<5oC) dengan tujuan
menumbuhkan oksida pada permukaan perak dengan sifat yang lebih padat, lebih
tebal dan lebih seragam, sehingga permukaan yang dihasilkan lebih keras. Asam
oksalat dipergunakan sebagai elektrolit karena tidak mengoksidasi benda kerja
seagresif asam sulfat, sehingga pelarutan kembali oksida yang sudah terbentuk
dapat dijaga sesedikit mungkin.
G.
Perawatan Logam Perak
Perak merupakan barang berharga yang perlu
dijaga penampilannya agar tidak turun nilai. Artikel ini memberi panduan
membersihkan perak dan perhiasan perak. Memakai pasta gigi merupakan cara yang
cepat dan mudah untuk memoles perak. Pilihlah pasta gigi biasa yang tidak
mengandung bahan-bahan khusus karena bahan-bahan tersebut bisa jadi bereaksi
terlalu keras. Cara membersihkan perhiasan perak penting diketahui karena
bahannya mudah pudar, terutama kalau disimpan terlalu lama. Anda mungkin
ragu-ragu membersihkan perangkat perak karena khawatir menggores permukaannya,
tetapi sebenarnya sangat mudah untuk menjaga kilau perak agar selalu tampak
seperti baru. Produk siap pakai yang dijual di toko tentu sangat efektif untuk
membersihkan perak, jadi penggunaannya sangat direkomendasikan. Pada umumnya,
Anda dapat membeli pemoles perak dan beberapa perlengkapan tambahan dari toko
perhiasan untuk memudahkan pekerjaan Anda. Salah satu perlengkapan yang Anda
perlukan adalah kain khusus untuk membersihkan perhiasan atau kapas
berkualitas. Gunakan perlengkapan yang Anda yakin tidak akan merusak perkakas
perak Anda. Selain itu, selalu tes produk yang akan digunakan di area yang
kecil dan tidak terlalu terlihat guna memastikan tidak akan terjadi kerusakan. Bahan
alami merupakan pilihan yang ampuh untuk mencuci perak. Tidak hanya itu, bahan
alami juga lembut pada permukaan logam dan berharga terjangkau. Anda bisa
menggunakannya dengan kain khusus untuk membersihkan perak. Sekali lagi, pada
saat mencoba produk baru, tes terlebih dulu untuk memastikan produk tersebut
tidak akan merusak perangkat atau perhiasan perak Anda. Berikut ini beberapa
cara mencuci perak memanfaatkan bahan-bahan yang dapat Anda temukan di rumah:
Pasta gigi. Beberapa orang telah menguji
efektivitas pasta gigi biasa untuk membersihkan perak. Gunakan secukupnya, lalu
bilas dengan air hangat. Pastikan Anda menggunakan pasta gigi dengan komposisi
bahan-bahan yang lembut. Pasta gigi yang mengandung zat pemutih bersifat
terlalu keras untuk perak. Bubuk soda kue. Campur sedikit bubuk soda kue dan
air secukupnya hingga Anda memperoleh krim yang kental. Oleskan campuran ini
pada perak, lalu bilas dengan air hangat.
Garam. Campuran bubuk soda kue, air, dan
garam bisa dipakai untuk membuat larutan pembasuh peralatan perak. Rendam
perkakas perak di dalam larutan tersebut untuk mendapatkan hasil peralatan
perak yang cemerlang. Dengan campuran ini, perkakas perak cukup direndam dan
tidak perlu digosok sehingga cocok sebagai cara membersihkan cincin perak atau
perhiasan-perhiasan kecil yang rumit.
Menyimpan perkakas berbahan perak dalam
jangka panjang justru membuatnya cepat pudar—sering-seringlah memakainya Anda
dapat membuat larutan khusus untuk membasuh peralatan perak dengan cara
mencampur garam, bubuk soda kue, dan air Selalu keringkan perak dengan handuk
bersih dan berserat halus agar tidak menggores permukaannya, beberapa teknik
khusus berikut ini bermanfaat bagi Anda yang awam dalam hal perawatan
benda-benda berbahan perak guna menghasilkan tampilan akhir yang lebih indah: Pada
saat memoles perak menggunakan kain khusus, lakukan dengan gerakan maju mundur
dan dalam garis lurus. Begitu selesai, ulangi dengan gerakan yang lebih cepat
dan pendek-pendek. Pada saat menggunakan bubuk soda kue dan garam untuk membuat
larutan pembasuh perak, ikuti langkah-langkah ini: jika Anda memakai wadah
berbahan logam, alasi bagian dalamnya dengan kertas aluminium, masukkan
perkakas perak ke dalamnya, isi dengan air, lalu tambahkan bahan-bahan lain.
Selanjutnya, buang larutannya dan keringkan peralatan perak. Selalu keringkan
perak menggunakan handuk kering dan berbulu lembut. Handuk berbulu kasar dapat
menggores permukaan perak.
Berikut ini beberapa tips praktis
membersihkan perak sekaligus mempertahankan kilaunya: Sering-sering pakai
peralatan perak Anda dan poles secara teratur. Perak tidak baik disimpan dan
tidak digunakan terlalu lama, jadi keluarkan dari tempat penyimpanannya. Kalau
Anda tidak ada pilihan lain dan harus menyimpan peralatan perak, lapisi
perkakas perak dengan minyak zaitun sebelum menyimpannya. Hal ini dapat
mencegah warnanya pudar atau menjadi kusam. Ketika mencuci peralatan makan
berbahan perak, pisahkan dari peralatan makan yang lain dan gunakan ember
plastik. Jangan mencucinya di wastafel yang terbuat dari logam karena beresiko
menggores permukaan perak. Selain emas, perak juga banyak digemari. Perak
termasuk jenis perhiasan yang mudah terlihat kusam. Untuk lebih amannya, lebih
baik Anda menyimpan perhiasan perak di kotak yang kedap udara. Gunakan pasta
gigi atau cairan khusus pembersih perak untuk menghilangkan kesan kusam pada
perak. Lakukan pembersihan setiap 1 sampai 2 minggu sekali.
Masalah
umum perhiasan emas dan perak disebabkan oleh:
1. Emas
dan perak jadi kusam. Keringat anda mungkin agak mengandung garam sehingga
perak terutama cepat sekali menjadi kusam dan bahkan hitam. Solusinya nggak ada
selain sering-sering melakukan perawatan perhiasan perak. Sedangkan emas agak
sulit menjadi kusam namun lama-lama akan kusam juga.
2. Cepat
menjadi kusam atau hitam. Disebabkan oleh campuran yang kurang sempurna waktu
pembuatan ini biasanya perhiasan yang dikerjakan tangan atau ‘hand made’ susah
untuk dirawat karena pasti akan cepat hitam lagi.
3. Kusam
atau hitam padahal nggak dipakai. Biasanya disimpan dalam waktu lama di lemari
kayu. Pernis dan finishing kayu yang kurang sempurna bisa membuat cepat kusam
dan hitam ini karena perak menjadi oksidasi oleh bahan-bahan finishing kayu.
4. Kusam
juga bisa disebabkan karena mandi di laut, air yang mengandung garam atau
belerang. Perak dan emas sering oksidasi dengan garam dan belerang.
5. Kusam dan hitam juga bisa karena penyimpanan
di dalam tas atau sesuatu yang terbuat dari kulit. Pekerjaan kulit asli
biasanya menggunakan bahan-bahan yang berhubungan dengan belerang atau amoniac.
Atau mungkin juga perak anda menggunakan kalung kulit. Tidak semua kulit
menyebabkan hitam kalau pekerjaan kulitnya itu dikerjakan dengan benar. Jadi
kulit patut dicurigai sebagai penyebab barang emas atau perak jadi hitam.
6. Emas
berubah warna menjadi terlalu merah. Ini karena bahan campuran tembaga yang
sudah muncul keluar permukaan. Ini hukum alam bahwa yang ringan selalu di atas.
Sebabnya karena campuran kadar bisa tidak benar. Tetapi kalau dari awal sudah
kemerahan ini adalah warna yang disebut rose gold.
7. Merah
yang muncul tidak merata. Ini masalah yang disebut mendung atau fire skill. Ini
terjadi karena waktu proses pengerjaan ada patrian di daerah merah yang muncul.
Ini campuran patri yang salah satunya adalah tembaga yang muncul ke permukaan.
Cara
merawat yang salah:
1. Sering
terlihat orang menggodok emas atau perak. Cara ini sebenarnya bagi yang sudah
tahu. Karena ada jenis permata yang tidak kuat dengan suhu panas yang
menyebabkan warna permata malah pudar. Tidak lagi cling.
2. Menggodok
menggunakan panci aluminium bisa menyebabkan pewarna hitam atau disebut oxid
yang biasanya sengaja dipakai malah hilang. Tetapi kalau memang mau
menghilangkan obat hitam ini bisa ditambahkan sedikit garam maka pewarna hitam
pada perak akan hilang. Reaksi garam dan aluminium yang mengikat oxidasi.
3. Menggodok
menggunakan asam jangan kalau ada permata. Asam adalah bahan yang abrassive
yang bisa menyebabkan lapisan kilap permata menjadi buram. Terutama terjadi
pada permata soft seperti Amber. Juga bisa menyebabkan inclusion (semacam
partikel yang berada dalam satu permata mungkin menjadi berubah warna).
Biasanya kalau imitasi ia akan cepat berubah warna.
Cara-cara ini sangat umum. Jangan gunakan
untuk emas putih dan berlian. Juga untuk emas sepuhan karena sepuhan bisa
hilang. Lebih baik tanyakan cara membersihkan perhiasan anda ke tempat anda
membeli agar lebih aman.
H.
Pengolahan Limbah
Dalam sistem periodik unsur, perak
terletak pada golongan IB dan periode 5. Unsur tersebut bernomor atom 47 dan
memiliki massa atom 107.870 g/mol termasuk logam yang berkarakter fisik keras
dan unik di antara logam-logam lainnya. Perak memiliki titik leleh 961.93 ˚C
dan titik didih 2212 ˚C. Perak berada dalam keadaan terikat sebagai Ag2S
(argentit), AgCl, dan dalam bijih tembaga-nikel. Unsur bersifat logam transisi
ini berwarna putih mengkilap, dapat ditempa, sedikit lebih keras dari emas,
konduktivitasnya paling tinggi diantara semua logam, tahan terhadap udara murni
dan air, tetapi tidak tahan terhadap udara yang mengandung belerang (timbul
bercak hitam, menjadi kusam), dan kurang reaktif dibandingkan dengan tembaga.
Dalam
larutan asam nitrat lebih pekat atau dalam asam sulfat pekat panas melarut,
dengan reaksi sebagai berikut:
Ag(s)
+ 2HNO3(l) AgNO3 (l) + NO2 (g) + H2O2AgO(aq)+
(aq) + SO42-(aq) Ag2SO4
Beberapa penelitian berkaitan dengan
sifat Ag, di antaranya Meng et al. (2004), melaporkan bahwa tiosulfat
menunjukkan potensi yang besar dalam recovery perak dari limbahnya. Senyawa
perak halida sangat peka terhadap cahaya. Perak halida akan tereduksi menjadi
perak dan gas hidrogen saat disinari oleh gelombang ultraviolet, misalnya sinar
matahari. Perak klorida berwarna putih kapur dan garam yang tidak larut dalam
air.
Perak telah lama digunakan dalam
dunia fotografi karena disebabkan kepekaannya terhadap sinar ultraviolet. Di
samping fotografi, perak juga digunakan pada industri percetakan sebagai bahan
peka. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kreativitas manusia, perak saat
ini telahdimanfaatkan dalam banyak bidang, antara lain peralatan rumah tangga,
medali, serta asesoris seperti jam tangan, bros maupun hiasan pada kerudung,
pada plastik master, dan dunia kedokteran (bahan untuk ronsen).
Pengambilan perak dari limbah cuci
cetak dapat dilakukan dengan metode membran cair berpendukung (SLM), sebagai
membran pendukung digunakan polytetrafluoroethylen (PTFE) yang direndam selama
2 jam dalam senyawa pembawa asam Bis(2-etil heksil)fosfat (D2EHPA) 1 M dengan
pelarut kerosen dan dilakukan pengadukan selama 6 jam. Untuk mengetahui kondisi
optimum dalam recovery perak dilakukan variasi pH larutan umpan 1, 1.5, 2, 2.5,
3, 3.5, 4, larutan penerima HCl, HCl-EDTA, HNO3, HNO3-EDTA, H3PO4, H3PO4.
Berbagai teknik pengambilan perak
telah dilakukan untuk digunakan kembali ke dalam proses oksidasi elektrokimia
dengan tujuan penggunaan secara optimum, ekonomis dan mereduksi perak yang
dibuang ke lingkungan. Beberapa
teknologi pertukaran ion juga digunakan untuk memperoleh kembali perak terutama
dari fotografi bilas air. Senyawa
pemulihan perak yang terdiri atas pertukaran anion basa kuat. Oleh karena itu,
presipitasi dapat digunakan untuk memisahkan perak dari limbah. Kondisi optimum
untuk proses pengambilan perak darI limbah fotografi yaitu pH larutan umpan 2.5
dengan larutan penerima HCl. Sedangkan pada variasi larutan penerima diperoleh
hasil optimum pada larutan penerima EDTA-HCl dan pada variasi konsentrasi
limbah fotografi, konsentrasi paling encer memberikan hasil optimum dalam
proses pengambilan perak dari limbah fotografi.
Proses
untuk menemukan perak dengan pengapungan dari sisa ekstrak basah seng telah
berhasil menghasilkan perak lebih dari 89.5%. Teknologi lain yang memberi
harapan untuk memperoleh perak adalah berdasarkan proses biologi. Proses untuk
memperoleh Ag biasanya elektrolisis, tidak mudah atau bahkan tidak mungkin
untuk meramalkan produk-produk apa yang akan dihasilkan bila suatu arus listrik
dilewatkan suatu larutan elektrolit. Di samping ion-ion yang berasal dari
elektrolit itu, terdapat juga molekul air dan ion-ion air (H+ dan OH-). Untuk mempersempit daftar
variabel bisa dipilih elektroda lamban, dimana ion logam lebih mudah direduksi
daripada ion H) yang dapat berperan serta dalam reaksi elektrokimia. Produk
elektroda yang diperoleh dari larutan pekat seringkali berbeda dari yang
diperoleh dari larutan encer.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data hasilpembahasanmaka dapat diperoleh kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1.
Perak
adalah suatu unsur kimia
dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor atom
47. Lambangnya
berasal dari bahasa LatinArgentum.
Sebuah logam transisi
lunak, putih, mengkilap.
2. Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.
3.
Alat dan bahan yang dugunakan pada proses pengolahan perak sebagai perhiasan yaitu gunting, pinset, dan pilinan perak atau tembaga.
4.
HS Silver
adalah pabrik pengolahan perhiasan dari perak yang terletak di daerah Kota Gede
Yogyakarta. HS singkatan dari nama pemiliknya yaitu Harto Soehardjo.
5.
Logam dibagi menjadi dua
yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe)
murni, tembaga (Cu) murni dan logam
paduan (metal alloy).
6.
Jenis
pengolahan logam perak dengan teknik filigri atau pengisian motif, diantaranya
adalah tahap pembuatan design perhiasan dari benang tembaga, tahap soldering,
tahap penghalusan pada permukaan logam, dan tahap electroplating untuk
penguatan warna perak yang lebih mengkilap.
7.
Jenis
pengolahan logam perak dengan teknik pembakaran, adalah sama pada proses sebelum
pembuatan batangan perak yakni meleburkan powder perak (senyawa argenat) AgO2
ditambahkan dengan boraks kemudian dilebur sampai mencair pada suhu kisaran
961,8 0C, kemudian dimasukan dalam cetakan dan di pres menggunakan
besi bersamaan dengan ditempa, kemudian didinginkan secara kejut kedalam minyak
kelapa. Proses ini disebut dengan proses pembuatan logam perak secara melting.
8.
Pewarnaan
pada logam menggunakan teknik anodizing. Secara kimia adalah proses
elektrolisa menggunakan larutan elektrolit sebagai penghubung antara katoda dan
anoda. Perak dipasang pada kutub
positif (anoda) sehingga permukaannya mengalami reaksi oksidasi dan terbentuk
suatu lapisan oksida dalam bentuk argenit pada permukaan benda
tersebut, sehingga akan menjadi lapisan pelindung yang sekaligus berfungsi
sebagai dekoratif.
9.
Perawatan
logam perak dalam bentuk perhiasaan bisa menggunakan sabun lerak sebagi
pembersih kotoran yang menempel pada permukaan logam atau dengan proses
perebusan menggunakan air suling, atau mengcover dengan lapisan kaca seperti
aquarium agar tercover dari udara yang mengandung sulfur yang dapat mengotori
permukaan logam perak seperti yang teramati pada gallery HS Silver, yang
menempatkan hasil kerajinannya di dalam etalase atau kaca kedap udara.
10.
Pengoalahan
limbah di lakukan dengan mengikuti intruksi Standarisasi dari AMDAL ( Analisis
dampak Lingkungan) dengan parameter-parameternya.
B.
Daftar Pustaka
Amanto, Hari, dan Daryanto.
1999. Ilmu Bahan Cetakan Kedua. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Amstead, dkk. 1993. Teknologi
Mekanik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Anonim.1993. ASM Handbook
Volume 1: Properties and Selection: Irons, Steels, and High-Performance Alloys. ASM
International.
Kurniawan, Dhadhang W., dan
Sulaiman, Teuku N.S., 2012, Teknologi Sediaan Farmasi, Laboratorium
Farmasetika UNSOED, Purwokerto.
Tentang. 2013.http://kumpulantentang.blogspot.com/2013/10/cara-membuat-perak-dan-menjaga-kualitas.html
C.
Lampiran
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||
![]() |


Komentar
Posting Komentar