Pengamatan Tanaman Lerak

Lerak   =  Sapindus rarak
HASIL PENGAMATAN
Buah                = Terdapat vakuola yang di dalamnya terkandung triterpen, alkaloid, steroid, antrakonin, tanin, fenolik , flavonoid, dan minyak atsiri.
Kulit buah, biji, batang dan daun        = saponin
PEMBAHASAN LERAK
Lerak atau Sapindus rarak termasuk kedalam klasifikasi kingdom Plantae (Tumbuhan) subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), super divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), sub kelas Rosidae, ordo Sapindales, family Sapindaceae
genus
Sapindus adalah tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai sabun kareta terdapat larutan basa yang di kandungnya. Biji lerak  terbungkus  kulit  cukup  keras  bulat  seperti  kelereng, jika  sudah masak warnanya  coklat  kehitaman. Buahnya tergolong buah keras dengan bangun bulat, lazimnya 1-3 buah bergandengan dan sedikit memipih pada pangkalnya. Permukaan buah licin dan mengkilat (Tjitrosoepomo, 1994).
Pengujian secara kualitatif senyawa yang terdapat pada daging buah  lerak di antaranya adalah triterpen, alkaloid, steroid, antrakinon, tanin, fenolik, flavonoid, dan minyak atsiri yang kesemuanya itu merupakan bagian dari vakuola (Sunaryadi, 1999). Wina et al. (2005) menyatakan bahwa kulit buah, biji, kulit batang dan daun lerak mengandung saponin dan flavonoid, sedangkan kulit buah juga mengandung alkaloida dan polifenol, serta kandungan tanin pada kulit batang dan daun tanaman lerak. Senyawa aktif yang telah diketahui dari buah lerak adalah senyawa–senyawa dari golongan saponin dan seskuiterpen. Saponin merupakan suatu senyawa aktif permukaanyang jika dikocok dalam air dapat menimbulkan busa. Mayoritas saponin yang terdapat di alam umumnya  adalah jenis saponin triterpen  (Wina et al., 2005).
Muflichah (1988) melaporkan bahwa buah lerak pada berat yang sama  menghasilkan busa lebih tinggi dibanding natrium lauril sulfat, namun menghasilkan penurunan tegangan permukaan yang  lebih kecil daripada natrium lauril sulfat. Saponin dapat membentuk emulsi minyak dalam air (m/a) dan berperan sebagai koloid pelindung. Selain itu, saponin digunakan sebagai racun ikan, antimikroba, dan sebagai bahan baku sintesis hormon steroid. Meskipun secara praktis  tidak beracun terhadap manusia lewat mulut,  saponin  beraksi sebagai hemolitik yang kuat bila disuntikkan dalam pembuluh darah sehingga akan melarutkan sel-sel darah                 merah sekalipun pada larutan yang sangat encer (Robinson, 1991).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengamatan Tanaman sri rezeki

Pengamatan Tanaman Mahoni

Laporan Observasi Pengolahan Perak Kota Gede Yojyakarta