Pengamatan Tanaman sri rezeki
Sri
Rezeki = Aglaonema
crispum
HASIL
PENGAMATAN
1. Akar =
di
bagian paling luar terdapat kutikula, di bawahnya terdapat lapisan epidermis,
lapisan korteks tersusun atas sel-sel parenkim, adanya vakuola yang besar,
endodermis dan silinder pusat (stele).
2. Batang = Sel epidermis, sklerenkim, jaringan
pengangkut xylem dan floem, tipe berkas korateral tertutup, dan silinder pusat
(Stele).
3. Daun = Epidermis abaksial dan adaksial,
stomata, mesofil, berkas pembuluh xylem dan floem, dan parenkim.
4. Bunga
= Benang sari, Seludang, dan Putik.
PEMBAHASAN SRI REZEKI
Sri Rezeki termasuk kedalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh), Super Divisi Spermatophyta
(Menghasilkan biji) Divisi Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga), Liliopsida
(berkeping satu / monokotil), Sub
Kelas Arecidae, Ordo Arales, Famili Araceae (suku talas-talasan), Genus Aglaonema, dan Spesies Aglaonema crispum merupakan tanaman hias
popular yang merupakan genus dari sekitar
20 spesies asli dari rawa-rawa dan hutan hujan tropis Asia Tenggara termasuk
Thailand, dan tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah
/cahaya yang tidak langsung dan kelembaban tinggi. Daunnya
yang elegan dan indah membuat aglaonema pantas dijuluki “Ratu Daun”. Daya tarik
aglaonema terletak pada pada warna dan bentuk daun yang unik. Daunnya kini
tidak sepenuhnya berwarna hijau, tetapi lebih bervariasi, seperti kombinasi
warna putih, merah, merah muda, dan kuning. Selain memiliki pola daun yang
indah, aglaonema diyakini dapat membawa hoki (keberuntungan). Konon, jika
tanaman ini tumbuh daun baru berarti ada tambahan rejeki bagi pemiliknya. Oleh
karena itu, aglaonema dulunya lebih populer dengan nama sri rejeki (lucky
plant). Nama aglaonema berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata
“aglaos” dan “nema/nematos”, artinya terang/mengkilap.
Adapun
Ciri-ciri Tanaman Aglaonema, diantaranya adalah:
a. Akar
Akar aglaonema merupakan akar
serabut. Warnanya putih bersih, terlihat gemuk, dan berbentuk silinder. Jika
tanaman sakit akar aglaonema akan kurus dan berwarna coklat. Sama dengan fungsi
akar tanaman lain, akar aglaonema juga di gunakan untuk menyerap unsur
hara dari media tanam.
b. Batang
Batang
aglaonema ada yang pendek dan ada yang tinggi, tergantung pada jenisnya. Batang
tersebut tidak berkayu dan tertutup oleh pelepah daun. Batang Aglaonema
berbentuk silinder, berwarna putih hingga putih kekuningan, dan termasuk batang
basah (herbaceous) yang bersifat lunak dan berair. Ukuran batang
Aglaonema pendek dan tertutup oleh daun yang tersusun rapat antara. Warna
batang Aglaonema pada umumnya putih, hijau muda, atau merah muda.
c. Daun
Susunan
tulang daun tanaman ini menyirip Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi
bintik-bintik, garis, atau berwarna abu-abu keperakan. Daun merupakan daya
tarik utama aglaonema. Bentuk daun aglaonema memiliki banyak ragam. Ada yang
berbentuk bulat (oval), lanset, menyerupai bentuk jantung, elips, dan ada yang
panjang. Warnanya daunnya pun beragam. Ada yang berwarna merah tua, merah
mudah, hijau tua, kuning, atau jingga. Warna-warna daun tersebut makin menawan
dengan adanya hiasan corak bintik, belang, loreng, atau motif duri ikan.
Daun
aglaonema dan jenis aslinya berwarna hijau (kecuali jenis rotundum).Daun
seperti dibutuhkan untuk menangkap sinar matahari lebih banyak sehingga
fotosintesis optimal.Selain untuk menangkap cahaya, di lingkungan aslinya yang
lembap, daun aglaonema menjadi lebar agar proses transpirasi (penguapan dari
permukaan tanaman) menjadi optimal.Jadi, meski kelembapan tinggi, tanaman ini
dapat bertranspirasi.Iklim mikro dari habitat asli itulah yang dijadikan dasar
untuk melakukan modifikasi lingkungan di luar habitat asli.Itu karena 3 proses
utama metabolisme tanaman yaitu transpirasi, respirasi, dan fotosintesis.
d.
Bunga
Bunga
aglaonema muncul di ketiak daun. Bentuknya bulat lonjong,berwarna putih
kehijauan ditopang batang yang memanjang. Bunga aglaonema termasuk uniseksual,
yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga.Tanaman
Aglaonema mempunyai bunga yang sempurna karena memiliki bunga jantan dan bunga
betina. Bunga Aglaonema memiliki waktu kemasakkan yang berbeda antara
bunga jantan dan betina, sehingga sulit dilakukannya persilangan pada
Aglaonema. Bunga Aglaonema berwarna putih dengan seludang putih
kehijau-hijauan. Bunga jantan yang sudah masak akan terlihat serbuk sarinya
berwarna putih.
e.
Biji
Sepintas,
buah aglonema mirip dengan buah kopi, saat masih mudah warnanya hijau tua dan
akan berubah menjadi merah terang ketika sudah tua. Di dalam buah terdapat biji
yang dapat ditumbuhkan untuk menghasilkan aglaonema baru. Buah aglonema akan
matang setelah mencapai umur delapan bulan.
Struktur Anatomi dari setiap bagian morfologi Aglonema, di
antaranya yaitu Pada akar aglaonema (sri rejeki ) di bagian paling luar
terdapat kutikula, yaitu lapisan lilin yang befungsi untuk mencegah penguapan
air yang berlebih. Di bawahnya terdapat lapisan epidermis, sel epidermis
berkembang dari protoderma. Sel epidermis rapat dan berdinding tipis, pada
tanaman ini terdiri dari satu lapis sel. Selanjutnya terdapat lapisan korteks, korteks
akar menjadi lebih dominan dibandingkan jaringan lainnya. Jaringan korteks
tersusun atas sel-sel parenkim yang berbentuk besar dan memungkinkan adanya
vakuola yang besar. Vakuola ini berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan
dalam bentuk pati. Lapisan terdalam berkembang berkembang menjadi lapisan
endodermis. Endodermis adalah lapisan paling dalam korteks akar dengan sel-sel
yang dilapisi pita caspary yang membatasi korteks dan stele. Pita caspary
adalah dinding sel endodermis yang mengalami penebalan dan berbentuk seperti
pita. Fungsi lapisan endodermis adalah sebagai pembatas selektif yang mengatur
masuknya bahan-bahan dari larutan tanah dalam jaringan pembuluh didalam stele.
Silinder pusat (stele) merupakan bagian terdalam dari akar.
Di dalam stele
terdapat beberapa jaringan yaitu Persikel (perikambium) Merupakan jaringan
lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke
arah luar. Berkas pembuluh angkut (vasis) Terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada tanaman monokotil tidak
terdapat kambium di antar xylem dan floem.
Empulur letaknya paling dalam atau diantara berkas pembuluh angkut terdiri
dari jaringan perenkim. Xylem dan floem Pada tanaman aglaonema yang merupakan
tanaman monokotil letak xylem dan floem tersebar, membentuk tipe pembuluh angkut
konsentris amfikibral yaitu posisi floem mengelilingi xylem.
Batang aglaonema
(sri rejeki) epidermis tersusun lebih dari satu lapisan sel. Sel epidermis
adalah sel hidup dan mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya perluasan
permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder.
Epidermis pada tanaman monokotil memiliki dinding sel yang tebal. Ikatan
pembuluh menyebar pada seluruh batang monokotil tetapi yang paling banyak
terdapat didaerah mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan
dengan xilem dan dikelilingi oleh seludang sklerenkim. Pada stele monokotil
terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium
pada monokotil menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan
perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Pada daun
aglaonema (sri rejeki) terlihat jelas tipe jaringan pada daun. Epidermis
terdiri dari satu lapisan sel, terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan air
yang terlalu berlebihan. Di bawahnya terdapat sklerenkim yang berperan
memperkuat dan melindungi daun monokotil. Pada bagian mesofil letaknya pada
cekungan diantara urat daun. Mesofil tidak berdiferensiasi menjadi jaringan
tiang tetapi bentuknya seragam, fungsinya sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis. Pada bagian mesofil terlihat ruang antar sel sebagai ciri dari
jaringan spons. Ruang antar sel tersebu digunakan untuk aerasi. Selanjutnya
jaringan pengangkut terdapat pada tulang daun yang letaknya sejajar sumbu daun
dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil diantaranya. Pada tulang daun
terdapat berkas pembuluh yaitu xylem da floem. Xylem yang berfungsi untuk
mengangkut zat garam mineral dan air dari akar ke batang atau daun. Sedangkan
floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Xilem primer terdiri dari jenis sel yang sama dengan xilem sekunder yakni unsur
trakel, serat, dan sel parenkim. Tetapi semua itu tidak tersusun dalam sistem
aksial dan radial karena tidak mengandung jari-jari empulur. Pada batang, daun,
dan bunga xilem primer serta floem yang ada tersusun dalam berkas pembuluh atau
ikatan pembuluh. Pada akar, xilem primer merupakan sumbu ditengah atau tersusun
dalam berkas terpisah di tepi stele. Parenkim dalam xilem sekunder ada dua
macam, yaitu parenkim aksial; yakni parenkim xilem yang berarah tegak sejajar
sumbu dan parenkim radial yakni parenkim jari-jari empulur. Floem primer
berkembang dari prokambium, sedangkan floem sekunder dari kambium pembuluh.
Dalam floem, tak banyak sel mengalami sklerifikasi. Karena letak floem dekat
tepi sumbu tumbuhan dan akan terdorong keluar oleh sumbu xilem yang berada di
sebelah dalam, maka secara berkala sebagian floem akan tanggal.
Bunga aglaonema
termasuk uniseksual, yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu
bunga. Terdapat pula di dalamnya Benang sari, seludang, dan putik. Tanaman
Aglaonema mempunyai bunga yang sempurna karena memiliki bunga jantan dan bunga
betina, Bunga Aglaonema memiliki waktu kemasakkan yang berbeda antara bunga
jantan dan betina, sehingga sulit dilakukannya persilangan pada Aglaonema.
Bunga Aglaonema berwarna putih dengan seludang putih kehijau-hijauan. Bunga
jantan yang sudah masak akan terlihat serbuk sarinya berwarna putih.
Penyerbukan dilakukan melalui serangga dan angin. Di dalam buah terdapat biji
yang dapat ditumbuhkan untuk menghasilkan aglaonema baru. Buah aglonema akan
matang setelah mencapai umur delapan bulan.
Komentar
Posting Komentar