makalah struktur atom II

MAKALAH KIMIA
Struktrur Atom II


Logo_IAIN_CIREBON_2.jpg


Disusun oleh :
Muhammad Imam Badruttamam   (1414161035)
Irsyad Rizki Abandika                   (1414161021)
Ayu Anita Aulia Rahmah              (1414161009)
Laela Purinah                                (1414161026)




Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Makalah ini dibuat berdasarkan tugas terstruktur mata kuliah kimia dasar.
   Makalah ini menjelaskan tentang kongfigurasi elektron, dimana di dalamnya menerangkan pengertian, cara pengisian sub kulit dan hubungannya terhadap sistem periodik unsur. Kami mohon maaf apabila di dalamnya ada kesalahan dari isi makalah ini, apabila terdapat kesalahan di dalamnya mohon dimaklumi karena kamu pu masih dalam proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi orang yang membacanya. Amin ya Rabbal Alamin.




                                                                                                   Cirebon,September 2014



                                                                                                        Tim Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Konfigurasi elektron merupakan cara penyusunan elektron dalam suatu atom . ada beberapa aturan yang ditetapkan dalam penulisan konfigurasi elektron.
a.       Aturan Aufbau
Berdasarkan setiap energy yang dimiliki setiap orbital,urutan pengisian orbital dapat disusun dengan urutan
 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14  6d10 7p6
b.      Penyingkatan penulisan konfigurasi electron           
Penulisan konfigurasi electron dapat disingkat berdasarkan konfigurasi elektron gas –gas mulia.contohnya pada atom Mn
25 Mn [Ar] 4s2 3d5  atau  25 Mn[Ar] 3d5 4s2.   
c.       Penulisan konfigurasi electron untuk ion
Cara penulisan konfigurasi electron  untuk atom – atom yang bermuatan berbeda dengan penulisan konfigurasi electron atom pada keadaan netral. Atom bermuatan positif telah melepaskan elektron sehingga jumlah elektronnya berkurang . Adapun atom bermuatan negatif  telah menerima elektron sehingga jumlah electronnya bertambah . jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima bergantung pada jumlah muatan .
d.      Orbital penuh dan setengah penuh
Setiap unsur memiliki kecenderungan untuk mencapai keadaan stabil. Orbital yang terisi penuh atau setengah penuh oleh elektron lebih stabil dari pada orbital yang tidak penuh atau tidak setengah penuh.
Dalam menentukan nilai bilangan – bilangan kuantum suatu electron perlu diubah terlebih dahulu konfigurasi electron menjadi diagram orbital .ada beberapa aturan dalam penyusunan diagram orbital.
a.       Kaidah Hund 
b.      Asas larangan Pauli
c.       Penentuan bilangan kuantum
Adapun hubungan konfigurasi electron dan system periodik diantaranya:
v     Golongan unsur-unsur
1.              Golongan A yang menempati blok s dan blok  p
2.              Golonngan B yang menempati blok d dan blok  f
v       Periode unsur – unsur
v       Penggolongan unsur – unsure menurut IUPAC




B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud konfigurasi elektron ?
2.      Ada berapa aturan yang ditetapkan dalam penulisan konfigurasi elektron ?
3.      Apa saja aturan dalam penyusunan diagram orbital ?
4.      Bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodik?



C.    Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu konfigurasi electron
2. Untuk memahami aturan yang di terapkan dalam penulisan konfigurasi elektron
3. Untuk memahami aturan dalam penyusunan diagram orbital
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan system periodik



BAB II
PEMBAHASAN
Struktur Atom II
(Kongfigurasi Elektron)
1.Pengertian kongfigurasi elektron
Konfigurasi elektron adalah distribusi/cara penyususnan elektron dari sebuah atom. Konfigurasi elektron menggambarkan elektron yang bergerak secara bebas dalam suatu orbital. Di kelas X SMA kita telah  mempelajari penulisan kongfigurasi elektron berdasarkan jumlah elektron dalam setiap kulit (cara K, L, M, N). Cara ini hanya dapat digunanakan untuk atom-atom yang terletak pada golongan IA sampai dengan VIIIA. Bagaimana cara menuliskan konfigurasi elektron untuk atom-atom lainnya ?
Dalam materi kali ini kata dapat mempelajari cara menuliskan konfigurasi elektron berdasarkan jumlah elektron dalam subkulit (cara s, p, d, f). Dengan cara ini kongfigurasi elektron semua atom dapat dituliskan. Ada beberapa aturan yang ditetapkan dalam penulisan konfigurasi elektron.
A.    Aturan Aufbau
Penulisan kongfigurasi elektron di dasarkan pada Aturan Aufbau. Kata Aufbau berasal dari jerman yang berarti meningkat. Menurut Aturan Aufbau :
1.      Elektron secara bertahap menempati orbital dimulai dari yang berenergi paling rendah.
2.      Setelah orbital berenergi rendah terisi penuh, elektron menempati orbital yang energinya satu tingkat lebih tinggi.
3.      Semua elektron dalam atom memempati orbitalnya.
aturan konfigurasi elektronBerdasarkan jumlah energi yang dimiliki setiap orbital,urutan pengisian orbital,urutan pengisian orbital oleh elektron dapat digambarkan dengan diagram seperti gambar dibawah berikut:
Gambar tersebut  menggambarkan urutan tingkat energi berdasarkan Aruran Aufbau. berikut.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10 7p6
B.     Penyingkatan penulisan Konfigurasi Elektron
Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat berdasarkan konfigurasi elektron gas mulia.Berikut konfigurasi elektron gas-gas mulia:
2He : 1s2
10Ne: 1s2 2s2 2p6
18Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
54Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
86Rn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6
Untuk atom-atom yang yang memiliki elektron pada subkulit d, konfigurasi elektron dapat ditiskan dengan dua cara :
1.      Berdasarkan urutan sub kulit, atau
2.      Berdasarkan urutan nomor kulit.
Contohnya, kongfigurasi elektron atom Mn dapat dituliskan :
1.      25Mn [AR] 4s2 3d5
2.      25Mn [AR] 3d5 4s2

C.     Penulisan Kongfigurasi Elektron untuk Ion
Untuk atom-atom yang bermuatan, cara enulisan kongfigurasi elektronnya berbeda dengan penulisan kongfigurasi elektron atom pada kedaan dasar (netral). Atom bermuatan positif telah melepas elektron sehingga jumlah elektronnya berkurang. Adapun atom yang bermuatan negatif telah menerima elektron sehingga jumlah elektronnya bertambah. Jumlah elektron yang dilepas atau diterima bergantung pada jumlah muatannya.
Anda dapat menentukan nomor atom suatu unsur berdasarkan kongfigurasi elektronnya. Di kelas X, anda telah mempelajari bahwa sistem periodik modern jumlah proton suatu unsur sama dengan nomor atom unsur tersebut. Pada keadaan netral  (tidak bermuatan), jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Adapun atom yang bermuatan ion, jumlah elekron tidak sama dengan jumlah proton. Untuk ion posotif, jumlah proton dapat ditentukan dengan cara menjumlahkan jumlah elektron dengan jumlah muatan. Untuk ion negatif, menentukan jumlah proton sama dengan jumlah elektron dikurangi jumlah muatan.
Contoh soal :
Tentukan kongfigurasi elektron ion berikut ini :
a.       19K+  
Ion K+ merupakan  atom yang bermuatan positif (+1) sehingga melepaskan satu elektron.
Jumlah elektronya = 19-1 = 18
19K+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.
b.      16S2- 
Ion s2- merupakan atom bermuatan negatif (2-) sehingga menerima 2 elektron .
Jumlah elektronnya = 16+2 = 18
16S2-  : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

D.    Orbital Penuh dan Setengah Penuh
Perhatikan konfigurasi elektron atom Cu pada tabel periodik. Jika dipehatikan scara sakama, ternyata kongfigurasi elektron atom Cu tidak mengikuti atauran Aufbau. Mengapa demikian ?
Setiap unsur memiliki kecenderungan untuk mencapai keadaan stabil. Orbital yang terisi penuh atau setengah penuh oleh elektron lebih stabil daripada orbital yang tidak penuh atau tidak setengah penuh. Kestabilan orbital ini dapat dilihat dari nilai energi ionisasinya. Energi ionisasi atom yang memiliki orbital penuh atau setengah penuh lebih besar daripada atom yang berorbital tidak penuh atau tidak setengah penuh. Contohnya, atom P dan atom S.
            15P : [Ne] 3s2 3p3
            16S : [Ne]  3s2 3p4
Energi ionisasi atom P lebih besar daripada atom S karena orbital p pada atom P diisi 3 elektron (setengah penuh). Adapun, orbital p pada atom S diisi oleh 4 elektron (tidak penuh dan tidak setengah penuh).
Begitu juga dengan atom 12Mg yang memiliki konfigurasi elektron : [Ne] 3s2 memiliki energi ionisai lebih besar daripada atom 13Al yang memiliki konfigurasi elektron :  [Ne] 3s2 3p1
Keduacontoh tersebut menunjukkan pengaruh kongfigurasi elektron setengah penuh atau penuh terhadap kesetabilan unsur pada golongan utama. Penulisan konfigurasi elektron untuk unsur-unsur golongan utama sesuai dengan aturan yang telah ada, sedangkan unsur-unsur transisi memiliki tambahan aturan sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, penulisan kongfigurasi elektrn atom Cu dan beberapa unsur golongan transisi mengikuti aturan orbital penuh dan setengah penuh. Konfigurasi elektron 29Cu :  1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau [Ar] 4s1 3d10. Penulisan kongfigurasi elektron ini tidak mengikuti Aturan Aufbau. Jika mengikuti Aturan Aufbau, penulisan konfigurasi elektron 29Cu seharusnya : [Ar] 4s2 3s9
Pada konfigurasi elektron [Ar] 4s1 3d10, orbital 4s setengah penuh sehingga lebih stabil dibandingakan orbital 4s yang kosong. Demikian pula orbital 3d dengan konfigurasi elektron yang penuh relatif lebih stabil dibandingkan orbital 3d tidak penuh atau tidak setengah penuh .jadi, konfigurasi elektron [Ar] 4s1 3d10 merupakan konfigurasi yang stabil karena memperoleh tambahan kestabilan dari dua orbital.
Pada konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d9 , orbital 4s relatif staabil, sedangkan orbital 3d relatif tidak stabil. Tambahan kestabilan hanya diperoleh dari satu orbital, yaitu 4s. Jadi, [Ar] 4s1 3d10 relatif lebih stabil dibandingkan [Ar] 4s2 3d9.
Sealin Cu ada unsur-unsur lain yang penulisan konfigurasi elektronnya mengikuti aturan oebital penuh dan setenagah  penuh.
Unsur
Nomor Atom
Konfigurasi Elektron
Cr
Cu
Nb
Mo
Ru
Rh
Pd
Ag
24
29
41
42
44
45
46
47
[Ar] 4s1 3d5
[Ar] 4s1 3d10
[Ar] 5s1 4d5
[Kr] 5s1 4d5
[Kr] 5s1 4d7
[Kr] 5s1 4d8
[Kr] 4d10
[Kr] 5s1 4d10

Sebagai contoh, perhatikan kongfigurasi elektron atom 24Cr berdasarkan Aturan Aufbau.
24Cr : [Ar] 4s2 3d4
Orbital 4s terisi penuh, sedangkan orbital 3d tidak terisi penuh atau setengah penuh. Berdasarkan aturan orbital penuh atau setengah penuh, konfigurasi elektron 24Cr sebagai berikut : 24Cr : [Ar] 4s2 3d5
Perhatikan bahwa orbital 4s dan 3d pada konfigurasi elektron tersebut lebih stabil. Karena terisi setengah penuh.

Diagram Orbital
Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mempeelajari jenis-jenis bilangan kuantum. Bagaimana cara menentukan bilangan kuantum tersebut ?
Untuk memudahkan penentuan nilai bilangan-bilangan kuantum suatu electron, anda perlu mengubah dahulu konfigurasi elektron menjadi diagram orbital. Diagram orbital tersebut dapat dibuat dengan cara-cara berikut.
1.      Tulis konfigurasi elektron berdasarkan Aturan Aufbau.
2.      Buat analogi sesuai dengan jenis orbital terakhir .
Orbital s = 1 kotak, p = 2 kotak, d = 5 kotak, f = 7 kotak.
3.      Isi kotak orbital dengan elektron-elektron pada orbital terakhir yang dinyatakan dengan panah ke atas atau ke bawah. Satu buah kotak diisi mksimum dua elektron, ke arah atas atau ke bawah.
Selain langkah-langkah ada beberapa aturan tambahan dalam penyusunan diagram orbital.
a.      Kaidah Hund
Pengisian elektron-elektron pada orbital s hanya memiliki satu buah kotak. Kesulitan baru ketika elektron-elektron mengisi orbital p, d, dan f. contohnya orbital 3p ditempati tiga elektron. Ada tiga kemungkinan pengisian elektron yaitu :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRxBJl3R2aXu1I8G_twDn9ym_ZNgADX-NYw0g9uB1E3AGb7NJ4qVKcdiiBsuSTQ_8E66uD6JyUviSUEYU6WMVmvKPpzCFIF2WZKnUxrXzkWtH9bukYO3bcJtHxE2ekd_eN2V2sufoeNy4/s1600/penulisan-konfigurasi-elektron-1.jpg   
Rounded Rectangle: Elektron-elektron pada orbital yang memiliki tingkat energi yang sama akan mengisi terlebih dahulu kotak-kotak yang kosong denagn arah spin tertentu. Kemudian , elektron diisi dengan arah spin yang berlawanan.  







b.     Asas Larangan Pauli
Dengan adanya bilangan kuantum,suatu elektron mempunyai posisi ruang yang berbeda dari elektron lainnya.Pada 1925,ilmuwan Austria Wolfgang Pauli mengemukakan teori yang dikenal dengan nama Asas Larangan Pauli.
Menurut Asas Larangan Pauli,alam suatu sistem,baik atom atau molekul,tidak terdapat 2 elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama.Hal ini berarti bahwa setiap orbital maksimum hanya dapat ditempati oleh 2 elektron.

c.      Penentuan Bilangan Kuantum
Pada pembahasan berikut,kita dapat mempelajari penentuan bilangan kuantum elektron yang terdapat dalam atom dengan memanfaatkan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
Tahapan penentuan bilangan kuantum suatu elektron dalam atom adalah sebagai berikut.
1.      Tuliskan Konfigurasi elektron atom
2.      Buatlah diagram orbital yang ditempati oleh elektron valensi yang akan ditentukan bilangan kuantumnya.
3.      Tentukan bilangan kuantumnya.
Contoh Soal:
Tentukan nilai bilangan kuantum yang mungkin untuk elektron yang pada keadaan dasar menempati orbital dengan tingkat energi tertinggi pada atom 19K!
Jawab :
19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Orbital yang memiliki tingkat energi tertinggi,yaitu orbital 4s.Orbital ini hanya memiliki sebuah elektron sehingga nilai bilangan kuantum yang mungkin:
1.      n = 4 (nomor kulit terbesar)
2.      l = 0 (subkulit s)
3.      m = 0 (subkulit s hanya memilki sebuah orbital)
4.      s = +   atau - 
(Tidak seorangpun yang dapat memastikan berapa bilangan kuantum spin sebuah elektron.Nilai bilangan kuantum spin yang dapat ditentukan hanya nilai yang mungkin dimiliki elektron,yaitu +   atau -   ).

Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik.

Di kelas X,kita telah mempelajari elektron valensi dan pengelompokkan unsur-unsur dalam sistem periodik modern ke dalam golongan dan periode.Bagaimana cara menentukan letak unsur dalam sistem periodik? Pada pembahasan berikut,kita akan mempelajari tentang penentuan letak suatu unsur ( nomor golongan dan periodenya ) di dalam sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektron cara s,p,d,f.

1.      Golongan Unsur-Unsur
Nomor golongan suatu unsur menunjukkan jumlah elektron valensi unsur tersebut pada subkulit tertentu.Golongan juga menunjukkan kelompok unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat.Terdapat 16 golongan ( terdiri atas golongan IA-VIIIA dan golongan IB-VIIIB) yang digambarkan dalam 18 lajur vertikal.Satu golongan,yaitu golongan VIIIB menempati 3 lajur vertikal.
Golongan dibagi menjadi 2 kelompok besar,yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi).

A.   Golongan A
Golongan A menempati blok s ( elektron valensi pada subkulit s) dan blok p (elektron valensi pada subkulit s dan p).

1).Blok s
Unsur-unsur blok s dibagi menjadi 2 golongan,yaitu:
a). Golongan IA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns1 dan
b).Golongan IIA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns2

2).Blok p
Unsur-unsur blok p dibagi menjadi 6 golongan,yaitu:
a).Golongan  IIIA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns2 np1,
b).Golongan IVA, memiliki konfigurasi elektron valensi ns2 np2,
c).Golongan  VA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns2 np3,
d).Golongan  VIA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns2 np4,
e).Golongan  VIIA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns2 np5,
f).Golongan  VIIIA,memiliki konfigurasi elektron valensi ns2 np6.

Tata cara penentuan nomor golongan untuk unsur yang termasuk golongan A berdasarkan konfigurasi elektronnya adalah sebagai berikut.
a).Tuliskan konfigurasi elektronnya.
b).Nomor golongan = jumlah elektron valensi.

Tabel dibawah berikut menunjukkan penggolongan beberap unsur golongan A berdasarkan konfigurasi elektronnya.
Unsur
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi Elektron
Blok
Jumlah Elektron Valensi
Golongan
11Na
12Mg
13Al
14Si
15P

16S

17Cl

18Ar


1s2 2s2 2p6 3s1 = [Ne] 3s1
1s2 2s2 2p6 3s2 = [Ne] 3s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 = [Ne] 3s2 3p1

1s2 2s2 2p6 3s1 3p2 = [Ne] 3s1 3p2
1s2 2s2 2p6 3s1 3p3 = [Ne] 3s1 3p3
1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 = [Ne] 3s2 3p4
1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 = [Ne] 3s2 3p5
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 = [Ne] 3s2 3p6
3s1
3s2
3s2 3p1
3s2 3p2

3s2 3p3

3s2 3p4

3s2 3p5

3s2 3p6
s
s
p

p
p
p
p
p
1

2

3

4

5

6

7

8
IA
IIA
IIIA

IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA


B.     Golongan B
Golongan B menempati blok d ( elektron valensi terletak pada sub kulit s dan d) dan blok f ( elektron valensi terletak pada sub kulit s dan f ).
1.      Blok d
Unsure-unsur blok ddi bagi menjadi delapan golongan, yaitu:
a)      Golongan IB, memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) d10 ns1
b)      Golongan IIB memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) d10 ns2
c)      Golongan IIIB memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) d1 ns2
d)      Golongan IVB memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) d2 ns2 ,
e)      Golongan VB,memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) dns2 ,
f)       Golongan VIB,memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) dns1 ,
g)      Golongan VIIB,memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) dns2 ,
h)      Golongan VIIIB,memiliki konfigurasi elektron valensi (n-1) dns2 , (n-1) dns2, dan (n-1) dns2.

Tata cara penentuan nomor golongan untuk unsure golongan B blok d berdasarkan konfigurasi elektronnya adalah sebagai berikut.
a)      Tuliskan konfigurasi elektronnya.
b)      Susun ulang konfigurasi elektron berdasarkan urutan nomor kulit.
c)      Nomor golongan  = jumlah elektron valensi. Unsure yang electron valensinya berjumlah delapan, Sembilan, dan sepuluh termasuk golongan VIIIB, sedangkan atom yang jumlah elektron valensinya sebelas termasuk golongan IB dan atom yang jumlah elektron valensinya dua belas termasuk golongan IIB.



unsur
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
Blok
Jumlah elektron valensi
golongan
21Sc
22Ti
23V
24Cr
25Mn
26Fe
27Co
28Ni
29Cu
30Zn
1s2 2s2 2p6 3s2 3p3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s3p6 3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s3p6 3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s3p6  3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2  3p6 3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6   3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  3d1 4s2 = [Ar] 3d1 4s2

3d1 4s2
3d2 4s2
3d3 4s2
3d5 4s1
3d5 4s2
3d6 4s2
3d7 4s2
3d8 4s2
3d10 4s1
3d10 4s2

d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
IIIB
IVB
VB
VIB
VIIB
VIIIB
VIIIB
VIIIB
IB
IIB

2) Blok f
Unsur-unsur blok f disebut juga golongan transisi dalam. Unsur-unsur blok f dibagi menjadi dua golongan (tanpa diberi nomor), sebagai berikut.
a)      Golongan lantanida, memiliki elektron valensi dari orbital 4f14 6s2 sampai dengan orbital 4f14 6s2 .
b)      Golongan aktinida, memiliki elektron valensi dari orbital 5f14 7s2 sampai dengan orbital 5f14 7s2 .

Tata cara penentuan nomor golongan unsur-unsur blok f sebagai berikut .
a)      Tuliskan konfigurasi electron unsure .
b)      Jika electron terakhir terletak pada orbital 4f, unsure tersebut termasuk golongan lantanida. Jika elektron terakhir terletak pada orbital 5f, unsure tersebut termasuk golongan aktinida .

Contoh soal
Unsur serium (Ce) ditemukan pada 1803 .Nama cerium terinspirasi dari penemuan asteroid Ceres dua tahun sebelum penemuan Ce. Unsur yang digunakan sebagai bahan pada pemantik rokok ini mempunyai nomor atom 58.Terletak pada golongan apakah Ce ? 
Jawab:
58Ce:[Xe] 6s2 4f2
Elektron valensi terletak pada orbital 4f. Jadi, unsur Ce terletak pada golongan lantanida.


2.      Periode Unsur-unsur
Periode menunjukkan kulit terluar yang sudah terisi electron. Dalam system periodic terdapat 7 periode dan 18 golongan.Penentuan nomor periode dilakukan dengan cara  menentukan nilai n terbesar .
Nomor periode suatu unsure dapat ditentukan dengan langkah-langkah berikut.
1)      Tentukan konfigurasi electron unsure tersebut .
2)      Susun ulang konfigurasi electron berdasarkan urutan kulit atom.
3)      Nomor periode = nomor kulit terbesar.
Nomor periode juga dapat ditentukan dari nilai bilangan kuantum utama (n) electron terakhirpada atom tersebut . Nomor periode = nilai n.

Unsur
Konfigurasi Elektron
Kulit Terluar
n
Periode
1H
2He
4Be
14Si
26Fe
47Ag
56Ba
88Ra
1s1
1s2
1s2 2s2
[Ne] 3s2 3p2
[Ar] 3d6 4s2
[Kr] 4d10 5s1
[Xe] 6s2
[Rn] 7s2
1
1
2
3
4
5
6
7
1
1
2
3
4
5
6
7
1
1
2
3
4
5
6
7

3.      Penggolongan Unsur-Unsur Menurut IUPAC
            Dalam cara penggolangan ini, unsur – unsur dalam system periodic dibsgi menjadi 18 golongan . tidak ada pemisahan antara golongan A dan golongan B.
Penentuan penggolongan unsur dengan cara baru ini agak sulit , terutama untuk unsur-unsur yang memiliki nomor atom kecil (kurang dari 18).
                       




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konfigurasi elektron adalah cara penyusunan elektron-elektron dalam suatu atom. Dalam konfigurasi elektron ini elektron ditempatkan dalam subkulit sesuai muatannya. Subkulit itu diantaranya ada (cara K, L, M, N) dan (cara s, p, d, f). Konfigurasi elektron juga terdapat beberapa aturan diantaranya Aturan Aufbau. Setelah kita menentukan konfigurasi elektron kita dapat menentukan golongan dan periode suatu atom atau ion, yang dibahas di dalam hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periode unsur.

Daftar Pustaka
Fokus, Erlangga. 2013. Fokus UN 2013, Jakarta ; erlangga.

Sutresna, Nana. 2013. Kimia untuk kelas XI SMA, Bandung ; Grafindo.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengamatan Tanaman sri rezeki

Pengamatan Tanaman Mahoni

Laporan Observasi Pengolahan Perak Kota Gede Yojyakarta