Pengamatan Tanaman Mahoni
Mahoni
= Swietenia mahagoni
HASIL
PENGAMATAN
Batang
/ kayu = jaringan penguat berupa skelerenkim dan kolenkim
PEMBAHASAN
POHON MAHONI
Mahoni atau Swietenia mahagoni termasuk kedalam klasifikasi kingdom Plantae
(tumbuhan), divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), kelas Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil) , ordo Sapindales , famili Meliaceae, dan genus
Swietenia yang merupakan termasuk tumbuhan tropis yang berasal dari Hindia
Barat. Tumbuhan ini dapat ditemukan
tumbuh liar di hutan jati, pinggir pantai, dan dijalan-jalan sebagai pohon
peneduh. Perkembang-biakannya dengan menggunakan biji, cangkokan, atau okulasi.
Untuk tanaman mahoni yang akan digunakan sebagai tanaman obat, maka tidak boleh
diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida. Buahnya pahit dan berasa
dingin.(Harianja, 2008).
Tanaman ini merupakan tanaman
tahunan dengan tinggi ± 5-25 m, berakar
tunggang, berbatang bulat, percabangan banyak dan kayunya bergetah.
Daunnya majemuk menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan
pangkalnya runcing, dan tulang daunnya menyirip. Daun muda berwarna merah,
setelah tua berwarna hijau. Bunganya majemuk tersusun dalam karangan yang
keluar dari ketiak daun. Buahnya bulat telur, berlekuk lima, berwarna cokelat.
Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan
warnanya coklat kehitaman.(Yuniarti, 2008).
Stuktur
Anatomi yang di miliki oleh pohon Mahoni adalah pada kayunya terdapat serat
yang padat dan jarang matan kayunya. Banyak mengandung jaringan penguat yaitu sklerenkim
dan kolenkim sehingga mempunyai berat dan berat jenis yaitu berat. Kayu
berstuktur kuat, keawetan kayu mahoni di sebabkan adanya zat ekstraktif yaitu
berupa zat berupa anti rayap dan jamur. Hal-hal tersebut yang akhirnya membuat
kayu mahoni di jadikan bahan bangunan.
Komentar
Posting Komentar